Siang itu Farhan sangat bersemangat, ia pulang dengan bernyanyi. Teman-temannya heran termasuk Udin, karena Udin sangat tahu bagaimana karakter Farhan yang sesungguhnya. Anak kelas lima SD itu sangat pendiam dan jarang sekali bersorak seperti teman-temannya. Tapi kali ini ia bersorak dengan sangat girangnya, menari dan melompat.
Sejak jam masuk seisi kelas dibuatnya terheran-heran. Anak-anak kelas lima merasakan ada yang aneh dengan Farhan hari ini. Ketika jam pulang datang Farhan langsung berteriak “Horeeeee!!!” Susi yang dari tadi menatap tingkah Farhan tertegun. Tidak tahu entah apa akan ia katakan saking terkejutnya dengan apa yang ia lihat ,hari ini.
Susi mendekati Farhan dengan mengendap-ngendap, Susi menghitung langkah untuk tepat menerkam Farhan. Dan, akhirnya:
“Traaaak!” pundak Farhan ditepuk oleh Susi.
“Ya.. Ampuuun Susi! Bikin kaget saja!” Farhan berkata sambil berusaha melepaskan pegangan Susi di pundaknya. Gadis yang berambut kucir kuda itu cukup kuat pegangannya sehingga tidak bisa dilepaskan oleh Farhan.
“Kenapa kamu hari ini?” Tanya Susi penuh selidik.
“Tidak! Tidak apa-apa?” Jawab Farhan menyembunyikan.
“Pasti ada sesuatu! Biasanya kamu tidak pernah seceria itu!” Sekali lagi Susi berkata sambil memelototkan matanya.
Farhan akhirnya pasrah dengan semua ini. Akhirnya ia menceritakan kalau pamannya akan pulang dari Paris membawa kado. Namun kadonya masih dirahasiakan dan tidak akan diberi tahu. Itulah yang membuat Farhan dari tadi ingin segera pulang dan bertemu dengan Pamannya yang sekarang sudah berada di rumahnya.
“Kamu mau ikut kerumahku?” Tanya Farhan pada Susi.
“Untuk apa?” Tanya Susi.
“Kamu tahu! Pamanku orangnya pemurah, pasti kamu nanti diberinya oleh-oleh juga!” Farhan meyakinkan.
“Ah mana mungkin! Aku kan bukan keponakannya! Seperti kamu!”Jawab Susi.
“Kamu tahu! Paman aku itu orang yang paling dermawan sedunia! Ia paling suka dengan kerumunan anak-anak. Biasanya ketika pulang Paman selalu banyak membawa oleh-oleh. Ayo lah Susi! Ikut aja!” Kali ini bujukan Farhan berhasil.
“Tapi kamu sebelumnya harus ganti baju dulu! Sekalian minta izin untuk main ditempatku!”
“Oke!” Dengan agak tergesa-gesa Susi mengikuti langkah Farhan! Ia begitu semangat dengan hari ini. Apalagi Susi sangat senang jika diberi hadiah.
***
Rumah Farhan sudah sesak oleh anak-anak tetangga. Biasanya kalau kepulangan Paman Rangga rumahnya selalu ramai. Bukan hanya oleh anak-anak yang minta oleh-oleh tapi juga ramai oleh masyarakat sekitar.
Farhan yang selama ini selalu pendiam agak canggung dengan kehadiran banyak orang yang datang ke rumahnya. Namun karena ia bersama dengan Susi yang agak cerewet, Farhan bisa menyembunyikan kekakuannya ketika berhubungan dengan orang banyak.
“Anak-anak sekarang siapa yang mau oleh-oleh dari Paman?” Tanya Paman Rangga memancing keributan anak-anak.
“Akuuuuuuuu!!! Akuuuuu!!! Akkuuuu!!!” semuanya ingin dan bersahutan membuat suasana menjadi sangat rebut. Kali ini rumah Farhan menjadi sangat ramai.
Paman ardi menjadi kebangga masyarakat desa Farhan. Satu-satunya orang desa itu yang telah sampai ke Eropa. Farhan juga merasa bangga ketika teman-temannya mengklaim memiliki paman orang hebat. Farhan selalu membanggakan kehebatan Pamannya.
Liburan lebaran kali ini Paman Rangga memang menyempatkan untuk pulang kampong setelah dua tahun tidak pulang.
“Begini anak-anak! Hadiah ini khusus untuk mereka yang rajin belajar!”
Lagi-lagi suasana riuh tak tertahankan. Semuanya sibuk dengan jawaban masing-masing. Hingga membuat suasana tidak terkontrol. Tapi ketika Paman Rangga angkat bicara lagi semuanya diam.
“Nah! Ini ada mobil-mobilan yang Paman bawa dari Paris. Paman akan berikan masing-masing kalian satu mainan, tidak ada yang boleh berebut!” paman Rangga berkata bak orang yang sedang berkhutbah. Suasana hening. Walaupun tangan anak-anak saling dorong.
Akhirnya Paman Rangga membagikan satu persatu mobil-mobilan. Setiap anak mendapat satu mobil-mobilan dan sebuah buku tulis yang bersampul menara Eiffel. Hingga membuat banyak anak yang terlena ingin menginjakkan kakinya di sana.
“Nah sekarang sudah kebagian semua! kan?” Tanya paman Rangga. Semuanya senang.
Farhan merasa senang karena ia mendapat hadiah istimewa hari ini.
Anak-anak kembali ke aktivitas masing-masing setelah puas dengan hadiah yang sangat menarik.
Wisma Al-Jadid, September 2014.
Nama Pengarang: Rofiq L Hayat
Terimakasih atas kunjungan anda, semoga bermanfaat bagi kita semua.
Dan kami harap kalau bisa silakan masing-masing pengunjung meninggalkan sebuah Komentar.
Salam Anak Jambi Sarolangun (Batang Asai Tercinta)
Midul
-
0 komentar:
Post a Comment
Komentarlah Dengan kata-kata yang sopan