Cerita kakak dan adik kandung mau menikah-lalu mereka di kutuk mejadi pohon bambu | batang asai

Cerita kakak dan adik kandung mau menikah-lalu mereka di kutuk mejadi pohon bambu

Written By Hagia on Thursday 15 May 2014 | 09:03


Pada zaman dahulu,Batang asai adalah kampung yang sangat kecil,hanya ada satu keluarga yang menghuni batang asai tersebut.
konon,penghuni batang asai adalah berasal dari daerah luar,ada yang bilang dia adalah berasal dari daerah  Minang kabau.
        Pada waktu itu,Konon bilang,Minang kabau di jajah oleh para belanda,oleh karena itu,Banyak masyarakat Minang kabau pergi ke hutan untuk menyelamatkan dirinya.Mungkin saja tersesat,terus samapailah ke Batang asai,Tapi belum bisa untuk memastikan.
      Batang asai memang  tempatnya sangat jauh dari pusat kota jambi,Batang asai terletak di bagian tepi.
Sehingga keluarga yang penghini Batang asai tersebut sulit Untuk ke sana.
Sudah sekian lama mereka menghuni batang asai,dan mereka pun Mendirikan sebuah rumah,Mereka mempunyai anak 3,yang paling tua anak laki-laki bernama Wan,dan dua adik perempuan,yang menengah namanya Tri dan yang paling kecil Namanya Susi
     Satu tahun kemudian,anak-anak dari keluarga tersebut sudah besar,dan mereka ingin sekali berkeluarga.
Wan berkata sama adiknya yang paling kecil" Susi..! Abang merasa sudah tua,jika melihat kalian,kalian yang umurnya jauh di bawah aku kelihatan sudah besar.Sekarang ingin rasanya abang berumah tangga."
     Susi pun menjawab"Bang.! Sabar aja ya,mungkin tuhan belum mengizinkan kita".
mendengar jawaban itu Wan berkata"mengizinkan kita untuk menikah maksut kamu ya?"
Susi" ia"
      Ternyata mereka berdua mempunyai perasaan.
Memang pada zaman dahulu manusia masih dalam dunia yang masih bodoh.
Semakin hari tingkah Wan dan Susi makin aneh,Tri pun menjadi heran,dulu mereka pendiam,dan tidak mudah senyum,tetapi sekarang mereka tersenyum sambil bertentangan mata.
       Seminggu kemudian,Wan melihat adiknya yang semakin hari semakin cantik.
dan Wan pun mengajaknya berjalan ke suatu tempat. Lalu mereka pun pergi.
Ternyata adiknya yang menengah yang bernama Tri melihat mereka pergi,dan Tri menjadi curiga,dan dia pun mengikutinya secara diam-diam.
      Setelah Wan dan susi samapai ke tempat itu,Adiknya Tri sembunyi di balik pohon,dan dia mendengar,Wan dan Susi membahas masalah pernikahan.
Mendengar itu  Tri menjadi kaget,dan dia langsung meninggalkan tempat itu untuk pulang ke rumah.
Setelah sampai di rumah Tri bercerita sama orang tuanya.
     Setelah mendengar cerita itu orang tuanya langsung ke tempat Wan dan susi.
Setelah sampai di sana, orang tuanya langsung memarahinya.
Orang tuanya berkata" Wan,itu adik mu nak,tidak sah kamu nikahi Susi atau pun Tri,karna dia sedarah dan sedagin dengan mu nak".
Wan menjawab" ayah, ini sudah menjadi keputusan kami,dan kami".
 Ayahnya" Nak batalkan saja rencana mu nak,Haram hukumnya jika kamu menikahi adikmu nak,ingat itu nak.dosa besar".Mendengar jawaban itu Wan langsung memarahi Ayahnya dan berkata dengan suara yang besar"walaupun ayah tidak boleh kami akan tetap menikah".
     Susi pu menjawab" ia ayah, izinkanlah kami menikah ayah".
Ayahnya"jka kalian tidak menuruti kata ayah nak,pergilah yang jauh,jangan tinggal bersama ayah lagi,karna ayah tidak mau terlibat di pengadilan Allah nanti".
     Wan menjawab"Oke,kalau begitu kami akan pergi,pokoknya kami mau menikah".
Lalu mereka pun pergi meninggalkan ayahnya.
Lalu ayah dan ibunya meneteska air mata,menangi,dan memohon kepada Allah agar memberi jalan yang ter baik buat meraka.
Sekarang tinggal lah Tri sama ayah dan ibunya.
     Seminggu pun berlalu,Wan dan Susi berjalan menuju arah hulu sungai Batang Asai.
Di pertangahan perjalanan,mereka melihat Burung yang sangat besar menuju ke arah mereka. Dan burung itu langsung menyambar Wan dan membawanya ke seberang sungai Batang asai,Setelah membawanya ke seberang sungai,Burung itu pun langsung pergi.
Mereka pun menangis,Karna mereka sudah terpisah oleh sungai itu.
     Walaupun mereka terpisah oleh sungai Batang asai, namaun mereka masih bisa terus melanjutkan perjalanan-nya.
     Satu jam kemudian, dia mulai melanjutkan perjalanan-nya lagi,dengan tujuan ke hulu Sungai Batang asai.
     Jika mereka sampai ke hulu sungai nanti, mereka akan bisa bersatu lagi,Karena sungai makin ke hulu,makin berkurang air nya.
     Maka mereka pun terus berjalan,yang satu di sebelah sini,dan yang satu di seberang sana.
di saat mereka berjalan,mereka saling meng ulurkan tangan-nya masing-masing,yang seberang sana meng ulurkan tangan-nya ke sini,dan yang sini meng ulurkan tangan-nya ke arah seberang sungai,terus menerus begitu.
     Setelah 3 jam berjalan,tiba-tiba badan mereka menjadi kaku,sehingga tidak bisa bergerak lagi,dan mereka berdiam diri di tempat itu,makin lama mereka makin tidak mampu berjalan lagi.
Tak lama kemudian mereka berdua berubah menjadi Pohon bambu,kedua bambu itu condong ke arah air sungai Batang asai,sehingga kedua pohon itu bersentuhan.
     Ketika datang angin kedua pohon itu bergoyang,sehingga terjadi pergesekan antara kedua pohon bambu itu,sehingga menerbitkan suara yang sangat sedih.
     Bahkan burung-burung yang hinggap pohon bambu itu akan mati kelaparan,karna burung itu tidak sadarkan diri lagi akibat mendengar suara yang begitu sedih,Sehingga membuat burung itu lupa mencari makan.

                                                                                Sekian
Cerita yang lain

    
Blog, Updated at: 09:03

0 komentar:

Post a Comment

Komentarlah Dengan kata-kata yang sopan

Klik Dan Subscriber Youtube Admin
×

Baca Berita